INSPIRASI
KUMBAYA
Disampaikan pada
: SENIN, 18 JUNI 2012
DANIEL C. SAPUTRA
MENGASAH KAPAK
Sobat… ditengah segala kesibukan kita dalam berkarya…
Dengan segala pekerjaan dan tanggung jawab kita…
Dengan segala harapan dan cita – cita yang dengan sekuat
tenaga kita menggapainya…
Seringkali menjadikan hidup ini dikendalikan oleh ambisi
kita, sehingga kita melupakan hal – hal yang seharusnya kita lakukan…
Sebuah kisah untuk
kita renungkan…
Sobat… Alkisah, ada seorang pedagang kayu menerima lamaran
seorang pekerja untuk menebang pohon di hutannya…
Karena gaji yang dijanjikan dan kondisi kerja yang bakal
diterima sangat baik, maka calon penebang pohon itu pun bertekad untuk bekerja
sebaik mungkin.
Saat akan mulai bekerja, si majikan memberikan sebuah
kapak dan menunjukkan area kerja yang harus diselesaikan dengan target waktu
yang telah ditentukan kepada si penebang pohon…
Sobat… Hari pertama bekerja, ia berhasil merobohkan
delapan batang pohon…
Sore hari, mendengar hasil kerja si penebang, sang majikan
terkesan dan memberikan pujian dengan tulus. “Hasil kerjamu sungguh luar biasa…!!
Saya sangat kagum dengan kemampuanmu menebang pohon-pohon itu. Belum pernah ada
yang sepertimu selama ini. Teruskan bekerja seperti itu.”
Sobat… Karena sangat termotivasi oleh pujian majikannya,
keesokan hari si penebang bekerja lebih keras lagi, tetapi dia hanya berhasil
merobohkan tujuh batang pohon.
Hari ketiga, dia bekerja lebih keras lagi, tapi hasilnya
tetap tidak memuaskan, bahkan mengecewakan. Semakin bertambah hari, semakin
sedikit pohon yang berhasil dirobohkan.
“Sepertinya aku telah kehilangan kemampuan dan kekuatanku.
Bagaimana aku dapat mempertanggungjawabkan hasil kerjaku kepada majikan?” pikir
penebang pohon…
Sobat… merasa malu dan putus asa, dengan kepala tertunduk
dia menghadap kepada sang majikan, meminta maaf atas hasil kerja yang kurang
memadai dan mengeluh tidak mengerti apa yang telah terjadi…
Sang majikan menyimak dan bertanya kepadanya, “Kapan
terakhir kamu mengasah kapakmu…?”
“Mengasah kapak? Saya tidak punya waktu untuk itu…!! Saya
sangat sibuk setiap hari menebang pohon dari pagi hingga sore dengan sekuat
tenaga,” kata si penebang…
Sobat, kemudian Sang majikan berkata kepada penebang kayu
itu… “Nah, di sinilah masalahnya, Ingat hari pertama kamu kerja…? Dengan kapak
baru dan terasah, maka kamu bisa menebang pohon dengan hasil maksimal.
Hari-hari berikutnya, dengan tenaga yang sama, menggunakan kapak yang sama,
tetapi tidak diasah… Kamu tahu sendiri, hasilnya semakin menurun. Maka, sesibuk
apapun, kamu harus meluangkan waktu untuk mengasah kapakmu, agar setiap hari
bisa bekerja dengan tenaga yang sama dan hasil yang maksimal… Sekarang,
mulailah mengasah kapakmu dan segera kembali bekerja…!!!” perintah sang
majikan. Sambil mengangguk-anggukkan kepala dan mengucap terima kasih, si
penebang berlalu dari hadapan majikannya untuk mulai mengasah kapak.
Sobat… Sama seperti si penebang pohon, kita pun setiap
hari, dari pagi hingga malam hari, seolah terjebak dalam rutinitas terpola.
Sibuk, dan sibuk terus, sehingga seringkali melupakan sisi lain yang sama
pentingnya, yaitu istirahat sejenak, “mengasah”,mengisi hal-hal baru untuk
menambah pengetahuan, spiritual, dan menata kembali langkah – langkah hidup
kita… Sehingga kitapun tetap memiliki energi, motivasi untuk mengerjakan setiap
bagian kita.
Sobat… “istirahat bukan berarti berhenti, tetapi untuk
menempuh perjalanan yang lebih jauh lagi,” tentunya istirahat kita seharusnya
menjadi istirahat yang berkualitas dan bukan untuk mengendorkan motivasi kita….
Sobat… Jika kita mampu mengatur ritme kegiatan seperti
ini, pasti kehidupan kita akan dinamis…!!
Tetap Semangat…
Tetap Berpengharapan… Senantiasa Bersyukur
Daniel C. Saputra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar