Sabtu, 16 Juni 2012

MENGASAH KAPAK


INSPIRASI KUMBAYA
Disampaikan pada : SENIN, 18 JUNI 2012
DANIEL C. SAPUTRA

MENGASAH KAPAK

Sobat… ditengah segala kesibukan kita dalam berkarya…
Dengan segala pekerjaan dan tanggung jawab kita…
Dengan segala harapan dan cita – cita yang dengan sekuat tenaga kita menggapainya…

Seringkali menjadikan hidup ini dikendalikan oleh ambisi kita, sehingga kita melupakan hal – hal yang seharusnya kita lakukan…

Sebuah kisah untuk kita renungkan…

Sobat… Alkisah, ada seorang pedagang kayu menerima lamaran seorang pekerja untuk menebang pohon di hutannya…
Karena gaji yang dijanjikan dan kondisi kerja yang bakal diterima sangat baik, maka calon penebang pohon itu pun bertekad untuk bekerja sebaik mungkin.
Saat akan mulai bekerja, si majikan memberikan sebuah kapak dan menunjukkan area kerja yang harus diselesaikan dengan target waktu yang telah ditentukan kepada si penebang pohon…

Sobat… Hari pertama bekerja, ia berhasil merobohkan delapan batang pohon…
Sore hari, mendengar hasil kerja si penebang, sang majikan terkesan dan memberikan pujian dengan tulus. “Hasil kerjamu sungguh luar biasa…!! Saya sangat kagum dengan kemampuanmu menebang pohon-pohon itu. Belum pernah ada yang sepertimu selama ini. Teruskan bekerja seperti itu.”

Sobat… Karena sangat termotivasi oleh pujian majikannya, keesokan hari si penebang bekerja lebih keras lagi, tetapi dia hanya berhasil merobohkan tujuh batang pohon.
Hari ketiga, dia bekerja lebih keras lagi, tapi hasilnya tetap tidak memuaskan, bahkan mengecewakan. Semakin bertambah hari, semakin sedikit pohon yang berhasil dirobohkan.
“Sepertinya aku telah kehilangan kemampuan dan kekuatanku. Bagaimana aku dapat mempertanggungjawabkan hasil kerjaku kepada majikan?” pikir penebang pohon…

Sobat… merasa malu dan putus asa, dengan kepala tertunduk dia menghadap kepada sang majikan, meminta maaf atas hasil kerja yang kurang memadai dan mengeluh tidak mengerti apa yang telah terjadi…
Sang majikan menyimak dan bertanya kepadanya, “Kapan terakhir kamu mengasah kapakmu…?”
“Mengasah kapak? Saya tidak punya waktu untuk itu…!! Saya sangat sibuk setiap hari menebang pohon dari pagi hingga sore dengan sekuat tenaga,” kata si penebang…

Sobat, kemudian Sang majikan berkata kepada penebang kayu itu… “Nah, di sinilah masalahnya, Ingat hari pertama kamu kerja…? Dengan kapak baru dan terasah, maka kamu bisa menebang pohon dengan hasil maksimal. Hari-hari berikutnya, dengan tenaga yang sama, menggunakan kapak yang sama, tetapi tidak diasah… Kamu tahu sendiri, hasilnya semakin menurun. Maka, sesibuk apapun, kamu harus meluangkan waktu untuk mengasah kapakmu, agar setiap hari bisa bekerja dengan tenaga yang sama dan hasil yang maksimal… Sekarang, mulailah mengasah kapakmu dan segera kembali bekerja…!!!” perintah sang majikan. Sambil mengangguk-anggukkan kepala dan mengucap terima kasih, si penebang berlalu dari hadapan majikannya untuk mulai mengasah kapak.

Sobat… Sama seperti si penebang pohon, kita pun setiap hari, dari pagi hingga malam hari, seolah terjebak dalam rutinitas terpola. Sibuk, dan sibuk terus, sehingga seringkali melupakan sisi lain yang sama pentingnya, yaitu istirahat sejenak, “mengasah”,mengisi hal-hal baru untuk menambah pengetahuan, spiritual, dan menata kembali langkah – langkah hidup kita… Sehingga kitapun tetap memiliki energi, motivasi untuk mengerjakan setiap bagian kita.

Sobat… “istirahat bukan berarti berhenti, tetapi untuk menempuh perjalanan yang lebih jauh lagi,” tentunya istirahat kita seharusnya menjadi istirahat yang berkualitas dan bukan untuk mengendorkan motivasi kita….
Sobat… Jika kita mampu mengatur ritme kegiatan seperti ini, pasti kehidupan kita akan dinamis…!!

Tetap Semangat… Tetap Berpengharapan… Senantiasa Bersyukur
Daniel C. Saputra

Tidak ada komentar:

Posting Komentar