INSPIRASI
KUMBAYA
Disampaikan pada
: SELASA, 29 MEI 2012
DANIEL C. SAPUTRA
BERJUANG & BERSERAH
Sobat…
Hidup tidaklah mudah…!!! saya
yakin kitapun menyadari hal tersebut…
Ditengah segala tuntutan…
tantangan… kita harus terus berlomba agar kita dapat menggapai segala cita –
cita kita…
Ditengah optimisme menatap masa
depan kita, saya yakin… ada celah dimana pesimisme itu merasuk… atau mungkin
malah sebaliknya… hidup kita dipenuhi ketidakpastian… kekuatiran, dimana
ketakutan menghadapi hidup ini benar – benar berkuasa…
Kalau kita berfikir realistis…
berat… ya, sungguh berat… sungguh terjal perjalanan yang akan kita tempuh…
Tetapi tentunya kita mau belajar
untuk taat… belajar untuk meyerahkan hidup kita kepada Tuhan, Sang pencipta dan
pemilik kehidupan kita…
Sebuah kisah untuk kita renungkan…
Sobat…
Di depan
gerbang suatu jembatan di salah satu kota
Eropa, duduklah seorang peminta-minta yang buta. Untuk mencari nafkahnya, ia
setiap hari duduk disitu sambil memainkan biola nya yang sudah usang…
Didepannya
terletak kaleng kosong yang diharapkan orang-orang yang lalu lalang merasa iba
terhadapnya, dan melalui musik biola-nya, orang-orang akan memberinya sedikit
uang…
Begitulah
pengemis miskin ini melakukan kebiasaannya setiap harinya…
Pada suatu hari… Ada seorang yang berpakaian sedikit rapi, berjubah panjang, datang menghampiri pengemis tadi dan meminta agar pengemis itu meminjamkan biola usangnya...
Pada suatu hari… Ada seorang yang berpakaian sedikit rapi, berjubah panjang, datang menghampiri pengemis tadi dan meminta agar pengemis itu meminjamkan biola usangnya...
Tentu
saja dengan sigap pengemis itu menolak, dan berkata "Tidak…!! Ini adalah
hartaku yang paling mahal yang aku miliki…!!!".
Sobat… Orang ini tidak putus asa, dan terus membujuk si pengemis agar mau meminjamkan biola tersebut hanya untuk memainkan sebuah lagu…
Sobat… Orang ini tidak putus asa, dan terus membujuk si pengemis agar mau meminjamkan biola tersebut hanya untuk memainkan sebuah lagu…
Sobat… Sepertinya
ada rasa kepercayaan pada pengemis buta itu, dan dengan perlahan ia memberikan
biola tuanya itu kepada orang tersebut…
Orang tersebut mengambil biola itu, dan mulai memainkan sebuah lagu dengan begitu merdu... Sobat… Suara biola yang begitu halus ditangan si pendatang itu membuat orang yang lalu lalang berhenti dan mereka mulai berkeliling mengelilingi si pendatang dan pengemis tersebut.
Begitu merdunya lagu dan bagusnya permainan biola si pendatang tersebut membuat semua orang terdiam, dan si pengemis buta ternganga tanpa dapat berkata-kata…
Orang tersebut mengambil biola itu, dan mulai memainkan sebuah lagu dengan begitu merdu... Sobat… Suara biola yang begitu halus ditangan si pendatang itu membuat orang yang lalu lalang berhenti dan mereka mulai berkeliling mengelilingi si pendatang dan pengemis tersebut.
Begitu merdunya lagu dan bagusnya permainan biola si pendatang tersebut membuat semua orang terdiam, dan si pengemis buta ternganga tanpa dapat berkata-kata…
Sobat… Kaleng
yang tadinya kosong kini telah penuh dengan uang dan lagu demi lagu telah
dimainkan oleh si pendatang tersebut.
Sobat… Akhirnya iapun harus menyelesaikan permainannya, dan sambil mengucapkan terimakasih, ia mengembalikan biola tersebut kepada si pengemis…
Sobat… Akhirnya iapun harus menyelesaikan permainannya, dan sambil mengucapkan terimakasih, ia mengembalikan biola tersebut kepada si pengemis…
Si
pengemis sambil berurai air mata, dan dengan gemetar bertanya: "Siapakah
anda orang budiman…???".
Si
pendatang tersenyum dan dengan perlahan menyebutkan namanya
"Paganini"…
Ya…
Dialah Niccolo Paganini, seorang yang dikatakan maestro dalam bermain biola…
Sobat…
Di tengah
beratnya kehidupan, ada 2 hal yang kita mau belajar dari kisah seorang peminta
– minta dan Paganini tersebut…
Hal yang pertama :
Peminta –
minta itu tidak putus asa menghadapi kehidupannya, tetapi dia terus berjuang
memanfaatkan apa yang masih ada pada dirinya… memanfaatkan apa yang dimiliki
dan kemampuannya…
Dia tidak
“mengobral” belas kasihan dengan hanya meminta – minta saja tanpa dia melakukan
sesuatu… Tetapi dari permainan biola itulah, dia berjuang mempertahankan
hidupnya…
Hal yang kedua :
Sobat,
peminta – minta itu mau menyerahkan harta satu – satunya yang dia miliki kepada
seorang yang yang menghampiri dirinya…
Walau
pertama – tama dia diliputi oleh keraguan…
Tetapi
ketika dia menyerahkan biolanya kepada orang itu, maka hal yang luar biasa itu
terjadi dalam hidupnya…
Sobat…
Tuhan kita lebih dari seorang Paganini yang dikatakan maestro bermain biola…
Dia tahu
segala kelemahan kita… Dia tahu segala kekurangan kita…
Sudahkah
kita berjuang dalam hidup ini dan… MENYERAHKAN
HIDUP KITA KEPADA DIA…
Atau
jangan – jangan, kita hanya meratapi nasib kita dan kita menyalahkan Dia,
tentang hidup yang berat ini…???
Sobat…
Tetap Semangat… Tetap Berpengharapan… Senantiasa Bersyukur…
Daniel C. Saputra