Sabtu, 02 Juni 2012

KISAH PERJALANAN WILLIAM COLGATE


INSPIRASI KUMBAYA
Disampaikan pada : SENIN, 4 JUNI 2012
DANIEL C. SAPUTRA

KISAH PERJALANAN WILLIAM COLGATE

Sobat… Hidup yang kita miliki dan yang kita jalani sampai saat ini adalah sebuah anugerah…
Siapapun dan dimanapun kita berada pasti kita menjalani kehidupan ini dengan penuh dinamika…
Ada suka… Ada duka; Ada tawa… Ada air mata; Ada keberhasilan… namun juga terdapat kegagalan…

Sobat… tatkala kita belajar dari kehidupan… Banyak terdapat orang yang sukses, namun mereka tidak dapat menjaga kesuksesan mereka (Kisah Inspirasi : Merusak Kesuksesan)
Tetapi… Banyak pula orang yang sukses dan mereka mampu mempertahankannya.
Mengapa demikian… Karena mereka menghargai setiap cucuran keringat… menghargai setiap perjuangan… menghargai setiap kegagalan, dan menjadikannya pacuan untuk dapat melangkah lebih tinggi… dan yang paling penting, mereka menghargai setiap anugerah yang telah diberikan oleh Tuhan di dalam kehidupan mereka dan mereka senantiasa bersyukur…

Sebuah kisah perjalanan dari seorang yang luar biasa, kiranya dapat menjadi inspirasi bagi kita…
Kita belajar dari kehidupan seorang yang bernama William Colgate…

Sobat… Colgate adalah nama sebuah perusahaan…!!!
Namun jika mendengar nama itu, kita dan kebanyakan orang Amerika pasti akan langsung berpikir tentang pasta gigi…
Tetapi, jika mereka tahu sejarah orang dibalik nama itu… mereka, mungkin akan berpikir tentang penyertaan Tuhan, yang memberikan kesuksesan kepadanya.

Sobat… William Colgate lahir pada tanggal 25 januari 1783 di kota Kent, Inggris.
Ayahnya bernama Robert adalah seorang petani yang dikenal sebagai intelektual yang berani dan memiliki pemikiran politik yang tajam.
Pada suatu hari, karena ia mendukung kemerdekaan negara koloni Inggris, Robert mendapat ancaman dari pihak penguasa. Namun, Tuhan campur tangan dengan mengirim seorang di tengah malam buta untuk memperingati keluarga Colgate…
Dengan segera mereka terbang meninggalkan negara Inggris… Pembawa pesan itu mengatakan, jika saja mereka tetap di Inggris kemungkinan besar pasti dihukum penjara atau bahkan dihukum mati… Tapi apa yang buruk menurut dunia, Tuhan mengubahnya menjadi sebuah kebaikan.

Sobat…Keluarga Colgate naik kapal pada bulan maret 1798 dan berlayar menuju Amerika… Mereka menetap di sebuah perkebunan di Hartford Co., Kota Maryland.
Disana Ayah William bekerja sama dengan Ralph Maher untuk memulai usaha pembuatan sabun dan lilin… William membantu kedua orang itu dan belajar dengan cepat.
Tetapi… kenyataan berkata lain. Meski sudah bekerja keras, kerja sama itu gagal di tengah jalan. Robert Colgate kembali ke perkebunan dan William memutuskan untuk memulai usahanya sendiri. Setahun kemudian ia kekurangan modal, dan William Colgate harus menutup usahanya.

Sobat… Meski gagal dua kali, William tidak menyerah. Ia mendapatkan pelajaran berharga. Ia percaya, Tuhan akan mengarahkan langkah Anda, Jika Anda mau mencariNya dan menyerahkan bisnis anda kedalam rencanaNya, meski ada kegagalan.
Seorang temannya yang bekerja di sebuah kanal kapal menasihati Colgate,
"Berikan hatimu bagi Tuhan. Berilah kepada Tuhan apa yang menjadi milikNya… Buatlah sabun dengan jujur… Berikan persembahanmu dengan jujur... dan seseorang akan menjadi pembuat sabun ternama di New York. Orang itu mungkin saja kamu…"

Sobat… Pada tahun 1804, COlgate dipekerjakan oleh sebuah perusahaan pembuat sabun sebagai pegawai magang. Pengamatan Colgate sangat tajam dan teliti…
Colgate percaya bahwa perusahaan itu telah salah kelola, dan ternyata ia benar. Perusahaan itu akhirnya tutup pada tahun 1806, tapi reputasi dan ambisi Colgate memampukannya untuk menghubungi pada penyalur di kota lain dan ia memulai merintis usahanya kembali…
Dan mujizat terjadi. William Colgate dan perusahaannya itu sudah berhasil sejak awal. Dalam 6 bulan perusahaan itu sudah berhasil membuat produk-produk baru dengan bahan kanji. Segera, perusahaan itu mampu memproduksi sabun tangan, sabun toilet, dan sabun cukur.

Meski Colgate sangat sibuk dalam pengembangan usaha, ia tidak mengabaikan waktu-waktu pribadinya dengan Tuhan.
Sobat… Seperti Yakub yang berjanji untuk memberi persembahan sulung kepada Tuhan, maka Colgate juga membuat janji yang sama. Sepuluh persen dari keuntungan Colgate dengan setia diberikan kepada Tuhan…

Tidak lama kemudian, Colgate segera menjadi salah asatu pengusaha ternama di New York. Bisnis itu bukanlah satu-satunya yang bertumbuh dan berhasil.
Colgate menikahi Mary Gilbert pada tahun 1811, dan bersamanya terlahir 11 anak. Pernikahannya dengan Mary disebut orang sebagai "Persekutuan yang indah dengan seorang yang menyenangkan."

Sobat…  Colgate sangat aktif dalam bermacam kegiatan sosial yang diadakan di gereja. Dia juga meyumbangkan banyak dana untuk lembaga pendidikan, termasuk Madison College, Hamilton, New York, dan karena kemurahan hatinya, sekolah itu kini berganti nama menjadi Colgate university. Dia juga adalah pendukung aktif kegiatan misionaris. Pada tahun 1816, Colgate memegang peranan penting dalam mengelola American Bible Society dan American and Foreign Bible Society. Dia juga melayani sebagai pengurus American Tract Society.

Selagi bisnisnya terus berkembang dan diberkati Tuhan, dia memerintahkan akuntannya untuk meningkatkan jumlah persembahannya, dari 20 persen menjadi 30 persen. Ketika dia terus berkomitmen untuk memberi, perusahaannya menjadi semakin diberkati Tuhan.

Saat ini, Colgate Palmolive adalah salah satu perusahaan tertua di Amerika dan dinobatkan oleh majalah Fortune sebagai salah satu dari 500 perusahaan paling sukses di Amerika. Angka penjualan revenue-nya mencapai US$ 9 miliar dan cabangnya telah berada di 221 negara di seluruh dunia.
Produknya telah berkembang memenuhi kebutuhan perorangan, pabrik sampai hewan peliharaan. Merk-nya telah dikenal di seluruh dunia seperti Colgate, Palmolive, Speed-Stick, Fab, Murphy, Ajax, dan Irish Spring.

Keberhasilan Colgate Palmolive adalah sebuah kesaksian tentang apa yang Tuhan sanggup kerjakan bagi mereka yang setia mengejar mimpinya dan berkomitmen untuk mengenal Tuhan, pribadi yang sanggup memenuhi mimpi-mimpinya.

Tetap Semangat… Tetap Berpengharapan… Senantiasa Bersyukur…

Daniel C. Saputra


Tidak ada komentar:

Posting Komentar