Sobat...
didalam kehidupan seringkali berseru kepada Tuhan, agar Tuhan
menolong kita, tetapi seringkali pula kita menyangsikan kuasa Tuhan nyata dalam
hidup kita…
Suatu
ketika, ada seorang pendaki gunung yang sedang bersiap-siap melakukan
perjalanan…
Di
punggungnya, ada ransel
carrier dan beragam carabiner
(pengait) yang tampak bergelantungan. Tak lupa tali-temali yang disusun
melingkar di sela-sela bahunya…
Pendakian
kali ini cukup berat, persiapan yang dilakukan pun lebih lengkap.
Kini,
di hadapannya menjulang sebuah gunung yang tinggi… Puncaknya tak terlihat,
tertutup salju yang putih. Ada
awan berarak-arak disekitarnya, membuat tak seorangpun tahu apa yang
tersembunyi didalamnya.
Mulailah
pendaki muda ini melangkah, menapaki jalan-jalan bersalju yang terbentang di
hadapannya… Tongkat berkait yang di sandangnya, tampak menancap setiap kali ia
mengayunkan langkah.
Setelah
beberapa berjam-jam berjalan, mulailah ia menghadapi dinding yang terjal… Ia
merasa tak mungkin baginya untuk terus melangkah maka dipersiapkannya tali
temali dan pengait di punggungnya… Tebing itu terlalu curam, ia harus mendaki
dengan tali temali itu.
Setelah
beberapa kait ditancapkan… tiba-tiba terdengar gemuruh yang datang dari atas.
Astaga, ada badai salju yang datang tanpa disangka. Longsoran salju tampak
deras menimpa tubuh sang pendaki. Bongkah-bongkah salju yang mengeras, terus
berjatuhan disertai deru angin yang membuat tubuhnya terhempas-hempas ke arah dinding.
Badai
itu terus berlangsung selama beberapa menit. Namun, untunglah tali-temali dan
pengait telah menyelamatkan tubuhnya dari dinding yang curam itu, Namun semua
perlengkapannya telah lenyap, hanya ada sebilah pisau yang ada di pinggangnya…
Kini
ia tampak tergantung terbalik di dinding yang terjal itu. Pandangannya kabur,
karena semuanya tampak memutih. Ia tak tahu dimana ia berada.
Sang
pendaki begitu cemas, lalu ia berkomat-kamit, memohon doa kepada Tuhan agar
diselamatkan dari bencana ini. Mulutnya terus bergumam, berharap ada
pertolongan Tuhan datang padanya…
Suasana
hening setelah badai. Di tengah kepanikan itu, tampak terdengar suara dari hati
kecilnya yang menyuruhnya melakukan sesuatu. "Potong tali itu.... potong
tali itu." Ya, suara yang terdengar senyap melintasi telinganya.
Sang
pendaki bingung, apakah ini perintah dari Tuhan…? Apakah suara ini adalah
pertolongan dari Tuhan…? Tapi ia berfikir… bagaimana mungkin, memotong tali
yang telah menyelamatkannya, sementara dinding ini begitu terjal…? Pandangannya
terhalang oleh salju, Dia berfikir bagaimana aku bisa tahu…? Banyak sekali
pertanyaan dalam dirinya…
Lama
ia merenungi keputusan ini, dan ia tak mengambil keputusan apa-apa...
Sobat,
Beberapa minggu kemudian, seorang pendaki menemukan ada tubuh yang tergantung
terbalik di sebuah dinding terjal. Tubuh itu tampak membeku,dan tampak telah
meninggal karena kedinginan. Sementara itu, batas tubuh itu dengan tanah, hanya
berjarak 1 meter saja....
Sobat, mungkin kita akan berkata, betapa bodohnya
pendaki itu, yang tak mau menuruti kata hatinya. Kita mungkin akan menyesalkan
tindakan pendaki itu yang tak mau memotong saja tali pengaitnya…
Pendaki itu tentu akan bisa selamat dengan membiarkan
dirinya terjatuh ke tanah yang hanya berjarak 1 meter. Ia tentu tak harus mati
kedinginan karena tali itulah yang justru membuatnya terhalang…
Sobat… Begitulah, kadang kita berpikir, mengapa Sang
Pencipta tampak tak melindungi hamba-Nya…? Kita mungkin sering merasa, mengapa
ada banyak sekali beban, masalah, hambatan yang kita hadapi dalam mendaki jalan
kehidupan ini...
Kita sering mendapati ada banyak sekali badai-badai
salju yang terus menghantam tubuh kita… Terkadang kita berfikir… Mengapa tak
disediakan saja, jalan yang lurus, tanpa perlu menanjak, agar kita terbebas
dari semua halangan itu?
Namun Sobat, cobaan yang diberikan Sang Pencipta buat
kita, adalah latihan, adalah ujian, adalah layaknya besi-besi yang ditempa,
adalah seperti pisau-pisau yang terus diasah.
Sobat... Seberapa besar rasa
percaya kita kepada Sang Pencipta, sehingga mampu membuat kita "memotong
tali pengait" saat kita tergantung terbalik…? Seberapa besar rasa percaya
kita kepada Sang Pencipta, hingga kita mau menyerahkan semua yang ada dalam
diri kita kepada-Nya…?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar