Sobat…
Hidup kita berharga di Mata Tuhan… Ketika kita menyadari hal tersebut,
pertanyaannya adalah… Sudahkah di dalam hidup ini kita memuliakan Tuhan melelui
setiap apa yang kita lakukan… Setiap apa yang kita kerjakan…???
Sudahkah
kita mengasihi Dia dengan melakukan hal – hal yang diperkenan oleh Tuhan…???
Sebuah kisah untuk
perenungan kita…
Ia
pulang duduk seorang diri dengan suasana hening dan damai sedamai hatinya…
Tadi
ketika seorang hamba Tuhan berbicara dengan penuh kuasa Ilahi, hatinya dikuasai
penyesalan yang sangat dalam teringat kehidupannya yang penuh dosa…
Ia
melihat bagaimana hari-harinya dilewati dengan berjudi, sampai tubuhnya payah
dan tidak pernah sedikitpun terpikir akan anak dan istrinya.
Bila ia kalah…, anaknya yang datang untuk meminta uang belanja selalu diumpatnya "Karena tadi aku kamu ganggu, maka aku jadi kalah…!!"
Bila ia kalah…, anaknya yang datang untuk meminta uang belanja selalu diumpatnya "Karena tadi aku kamu ganggu, maka aku jadi kalah…!!"
Tak
pernah diperhatikannya istri dan anaknya yang semakin kurus menahan derita
batin dan jasmani… Bila kebetulan ia menang, uang yang didapatnya dibelanjakan
berbagai barang kebutuhan keluarga, karena pikirnya dengan begitu keluarganya
akan senang dan merasa terhibur… Ia berfikir seolah-olah dengan memborong
barang-barang (baik yang dibutuhkan ataupun tidak) ia dapat mengurangi seluruh beban
keluarganya…
Saat semua disadarinya, pintu hatinya telah terbuka. Ketika hamba Tuhan itu mengajak orang-orang untuk bertobat dan menerima Juruselamat, ia adalah salah seorang diantara mereka….
Saat semua disadarinya, pintu hatinya telah terbuka. Ketika hamba Tuhan itu mengajak orang-orang untuk bertobat dan menerima Juruselamat, ia adalah salah seorang diantara mereka….
"Mulai
saat ini, segala dosa saudara telah dihapus oleh darah pengorbanan Kristus di
kayu salib," kata hamba Tuhan itu, "…damai sejahteralah saudara
sekarang, dan tinggalkan perbuatan dosa yang dahulu."
Sobat Pertobatan itu telah mengubah dirinya…, ia bertekad untuk meninggalkan segala perbuatan dosa yang terdahulu… Tetapi setan tidak pernah tinggal diam, tak henti-hentinya teman-teman berjudinya datang ke rumah mengajak kembali mencari keuntungan yang tidak dihalalkan Tuhan…
Sobat Pertobatan itu telah mengubah dirinya…, ia bertekad untuk meninggalkan segala perbuatan dosa yang terdahulu… Tetapi setan tidak pernah tinggal diam, tak henti-hentinya teman-teman berjudinya datang ke rumah mengajak kembali mencari keuntungan yang tidak dihalalkan Tuhan…
Bila
ia berkata bahwa telah bertobat serta menerima Kristus, mereka tertawa terbahak-bahak
dan berkata. "Kami ingin melihat berapa lama kau bisa bertahan sebagai
orang Kristen..!!" Ia mulai gelisah, akankah ia dapat bertahan dalam
imannya…???
Tiba-tiba ia teringat bagaimana Kristus mencurahkan darahNya sebagai penebus dosa manusia, dosa dirinya sebagai pejudi. Maka dari dalam hatinya yang baru disucikan timbul suatu tekad…
Tiba-tiba ia teringat bagaimana Kristus mencurahkan darahNya sebagai penebus dosa manusia, dosa dirinya sebagai pejudi. Maka dari dalam hatinya yang baru disucikan timbul suatu tekad…
Tuhan,
demi menunjukkan kasih setiaku padaMu, aku rela berkorban sekalipun dengan
mencurahkahn darahku. Ia memanggil istrinya, "Ambilkan aku golok"
katanya dengan tenang...
Istrinya
tidak berprasangka dan menuruti permintaan itu. Dipegangnya golok itu, kemudian
tangannya yang lain diletakkan di atas meja. Golok diangkat dan istrinya
memperhatikan perbuatannya dengan perasaan ngeri. Apakah yang hendak dilakukan
suaminya itu…???
Darah mengalir deras, telunjuk terkapar diatas meja dan terpisah dari tangannya. Dengan wajah pucat menahan sakit, ia memerintahkan istrinya mengambil pembalut. "Selesai sudah," gumamnya karena baru saja memotong jari telunjuknya. Keesokan harinya ketika teman-temannya datang, ia mengangkat tangannya yang sudah tak berjari tinggi-tinggi.
"Aku sudah tidak bisa memegang kartu lagi…!!" katanya dengan tegas. Teman-temannya pergi setelah mendengar apa yang terjadi, dan mereka mengaku kalah karena iman mampu mengalahkan segala-galanya dan mampu memberi kesaksian.
Sobat… di kota kecil Jepara, hidup seorang kakek 80 tahun… Jalan dan gerak-geriknya masih gagah, bicaranya jujur dan tegas. Selama 40 tahun ia telah bersaksi dan tanpa didikan teologis telah mempertobatkan beratus-ratus orang di kota itu…
Darah mengalir deras, telunjuk terkapar diatas meja dan terpisah dari tangannya. Dengan wajah pucat menahan sakit, ia memerintahkan istrinya mengambil pembalut. "Selesai sudah," gumamnya karena baru saja memotong jari telunjuknya. Keesokan harinya ketika teman-temannya datang, ia mengangkat tangannya yang sudah tak berjari tinggi-tinggi.
"Aku sudah tidak bisa memegang kartu lagi…!!" katanya dengan tegas. Teman-temannya pergi setelah mendengar apa yang terjadi, dan mereka mengaku kalah karena iman mampu mengalahkan segala-galanya dan mampu memberi kesaksian.
Sobat… di kota kecil Jepara, hidup seorang kakek 80 tahun… Jalan dan gerak-geriknya masih gagah, bicaranya jujur dan tegas. Selama 40 tahun ia telah bersaksi dan tanpa didikan teologis telah mempertobatkan beratus-ratus orang di kota itu…
Bila
secara kebetulan kita bertemu dengan dia dan melirik ketangannya, akan melihat
bahwa tangannya tidak berjari telunjuk...
Sobat…
Tidaklah mudah untuk menjadi hambaNya yang setia… Akan banyak tantangan dan
masalah yang mencoba menyeret kita untuk berlaku tidak setia…
Banyak
godaan yang menawarkan kehidupan yang lebih nyaman, walaupun itu tidak sesuai
dengan kehendak Tuhan…
Sobat…
Hidup adalah pilihan… Kemanakan kita akan memilih…???
Selamat Memilih…
Tuhan Yesus Memberkati
Daniel C. Saputra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar