Sabtu, 19 Maret 2011

RANCANGAN INDAHNYA


RANCANGAN INDAHNYA


Sobat…
Berapa banyak diantara kita yang saat ini mengalami kekecewaan…???
Mungkin karena apa yang kita cita – citakan… apa yang kita harapkan tidak menjadi kenyataan…
Mungkin karena kegagalan – kegagalan yang kita alami…
Atau mungkin yang terjadi saat ini tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan…???
Ada masalah… ada pergumulan… dan masih banyak lagi alasan untuk kita kecewa…

Mungkin saat ini kita menangis… kita berontak dan berteriak…!!!
Atau mungkin saat ini, diantara kita ada yang menyalahkan keadaan… Ada diantara kita yang menyalahkan kekurangan dari diri kita… atau mungkin ada diantara kita yang menyalahkan TUHAN…!!!

Sobat… Sebuah kisah untuk perenungan kita…

Sobat… Ada seorang anak laki-laki yang berambisi bahwa pada suatu hari nanti ia akan menjadi jenderal angkatan darat… Anak itu pandai dan memiliki bakat yang lebih daripada cukup untuk dapat membawanya kemanapun ia mau... Untuk itu ia bersyukur kepada Allah, oleh karena ia adalah seorang anak yang takut akan Allah dan ia selalu berdoa agar supaya suatu hari nanti impiannya itu akan menjadi kenyataan…
Sobat… Sayang sekali, ketika saatnya tiba baginya untuk bergabung dengan angkatan darat, ia ditolak oleh karena memiliki telapak kaki yang rata...

Setelah berulang kali berusaha dan ia mengalami kegagalan, ia kemudian melepaskan hasratnya untuk menjadi jenderal dan ia menyalahkan Allah yang tidak menjawab doanya…
Sobat… Ia merasa seperti berada seorang diri, dengan perasaan yang kalah, dan diatas segalanya, rasa amarah yang belum pernah dialaminya sebelumnya…
Amarah yang mulai ditujukannya terhadap Allah. Ia tahu bahwa Allah ada, namun tidak mempercayaiNya lagi sebagai seorang sahabat, tetapi sebagai seorang tiran (penguasa yang lalim)… Ia tidak pernah lagi berdoa atau melangkahkan kakinya ke dalam gereja.
Sobat… Ketika orang-orang seperti biasanya berbicara tentang Allah yang Maha Pengasih, maka ia akan mengejek dan menanyakan pertanyaan-pertanyaan rumit yang akan membuat orang-orang percaya itu kebingungan.

Sobat… pemuda itu kemudian memutuskan untuk masuk perguruan tinggi agar ia menjadi seorang dokter…
Dan begitulah, ia menjadi dokter dan beberapa tahun kemudian menjadi seorang ahli bedah yang handal…
Ia menjadi pelopor di dalam pembedahan yang berisiko tinggi dimana pasien tidak memiliki kemungkinan hidup lagi apabila tidak ditangani oleh ahli bedah muda ini. Sekarang, semua pasiennya memiliki kesempatan untuk menikmati suatu hidup yang baru.
Sobat… Selama bertahun-tahun, ia telah menyelamatkan beribu-ribu jiwa, baik anak-anak maupun orang dewasa. Para orang tua sekarang dapat tinggal dengan berbahagia bersama dengan putra atau putri mereka yang dilahirkan kembali, dan para ibu yang sakit parah sekarang masih dapat mengasihi keluarganya… Para ayah yang hancur hati oleh karena tak seorangpun yang dapat memelihara keluarganya setelah kematiannya, telah diberikan kesempatan baru.
Sobat… Setelah ia menjadi lebih tua maka ia melatih para ahli bedah lain yang bercita-cita tinggi dengan tekhnik bedah barunya tersebut…, dan lebih banyak lagi jiwa yang diselamatkan.

Sobat… Pada suatu hari tatkala ia beristirahat… tatkala ia menutup matanya dan Tuhan muncul menjumpai dirinya dalam suatu penglihatan... Di situ, masih penuh dengan kebencian, pria itu bertanya kepada Allah mengapa doa-doanya tidak pernah dijawab, dan Tuhan berkata…,
"Pandanglah ke langit anakKu…, dan lihatlah impianmu menjadi kenyataan." Di sana, ia dapat melihat dirinya sendiri sebagai seorang anak laki-laki yang berdoa untuk bisa menjadi seorang prajurit… Ia melihat dirinya masuk Angkatan Darat dan menjadi prajurit.
Di sana ia menjadi sombong dan ambisius, dengan pandangan mata yang seakan-akan berkata bahwa suatu hari nanti ia akan memimpin sebuah resimen… Ia kemudian dipanggil untuk mengikuti peperangannya yang pertama, akan tetapi ketika ia berada di kamp di garis depan, sebuah bom jatuh dan membunuhnya… Ia dimasukkan ke dalam peti kayu untuk dikirimkan kembali kepada keluarganya. Semua ambisinya kini hancur berkeping-keping saat orang tuanya menangis dan terus menangis…

Lalu Tuhan berkata, "Sekarang lihatlah bagaimana rencanaKu telah terpenuhi sekalipun engkau tidak setuju." Sekali lagi ia memandang ke langit. Di sana ia memperhatikan kehidupannya, hari demi hari dan berapa banyak jiwa yang telah diselamatkannya... Ia melihat senyum di wajah pasiennya dan di wajah anggota keluarganya dan kehidupan baru yang telah diberikannya kepada mereka dengan menjadi seorang ahli bedah... Kemudian di antara para pasiennya, ia melihat seorang anak laki-laki yang juga memiliki impian untuk menjadi seorang prajurit kelak, namun sayangnya dia terbaring sakit. Ia melihat bagaimana ia telah menyelamatkan nyawa anak laki-laki itu melalui pembedahan yang dilakukannya…
Hari ini anak laki-laki itu telah dewasa dan menjadi seorang jenderal. Ia hanya dapat menjadi jenderal setelah ahli bedah itu menyelamatkan nyawanya…

Sobat… Sampai di situ, Ia tahu bahwa Tuhan ternyata selalu berada bersama dengannya. Ia mengerti bagaimana Allah telah memakainya sebagai alatNya untuk menyelamatkan beribu-ribu jiwa, dan memberikan masa depan kepada anak laki-laki yang ingin menjadi prajurit itu....

Sobat…
Untuk dapat melihat kehendak Allah digenapkan di dalam hidup kita…, kita harus mengikuti Allah dan bukan mengharapkan Allah yang mengikuti kita...

Apa yang kita alami hari ini, mungkin kita tidak mengerti… Mengapa semua itu terjadi…
Kita punya rencana… Kita punya cita – cita yang indah yang sudah kita persiapkan sedemikian rupa… Tetapi hanya kekecewaan yang kita rasakan… karena semuanya itu tidak terwujud…

Mungkin kita sudah berdoa sedemikian rupa, membawa segala permohonan kita kepada Tuhan… Dan dengan keyakinan yang tinggi kita menatap hari depan kita, karena kita yakin Tuhan mengabulkan semua doa kita… tetapi yang terjadi adalah sakit hati… Karena semua doa kita tidak menjadi kenyataan…

Sobat… Satu hal tanamkan di dalam hati bahwa yang Tuhan beri pastilah yang terindah didalam hidup kita...
Tuhan takkan memberi ular beracun kepada mereka yang minta roti...
Tantangan, gangguan, hambatan, ancaman, cobaan hidup yang anda alami takkan melebihi kekuatanmu...

Sobat… Serahkan segala masa depan kita kepada Tuhan… Syukurilah untuk semua yang telah Tuhan berikan di dalam hidup kita… Tuhan membentuk kita sedemikian rupa, untuk menjadi alat kemuliaanNya…
Adakah diantara kita yang mau menyerahkan hidup kita dalam rencanaNya…???

Tuhan Yesus memberkati,

Daniel C. Saputra

Tidak ada komentar:

Posting Komentar