Selasa, 07 Januari 2014

Berkat Yang Tersamar



BERKAT YANG TERSAMAR

Sobat…
Sering kali pada saat kejadian yang tidak menyenangkan menimpa diri kita, kita bertanya-tanya mengapa TUHAN membiarkan hal itu terjadi…?
Terlebih bila selama ini kita merasa telah menjadi anak Allah yang baik. Mengapa hal-hal buruk masih terjadi pada kita…?
Sobat… Ada peristiwa-peristiwa dalam hidup kita yang sulit dimengerti pada saat kita mengalaminya. Kita hanya dapat berserah pada-NYA, percaya bahwa DIA tidak akan memberikan yang buruk kepada kita

(Yer 29:11)
Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.

Ada sebuah ilustrasi yang mungkin dapat membantu kita memahami bahwa sebenarnya di balik “kemalangan” yang kita alami, ada berkat yang tersamar, yang belum kita sadari pada saat itu.

Sobat… ada sebuah kisah tentang seorang raja yang mempunyai seorang teman baik. Temannya ini punya kebiasaan berkomentar, “Ini bagus!” atas semua situasi dalam hidupnya baik situasi positif maupun negatif.

Suatu hari Sang Raja dan temannya pergi berburu. Temannya mempersiapkan dan mengisikan peluru untuk senapan Sang Raja…
Namun apa yang terjadi… Kelihatannya Sang Teman melakukan kesalahan dalam mempersiapkan senjata tersebut, karena setelah raja menerima senapan itu dari temannya, senapan itu meletus dan mengenai jempolnya.

Sobat… Seperti biasa Sang Teman berkomentar, “ Ini bagus!”, yang oleh raja dijawab, “Tidak, ini tidak bagus!” dan raja tersebut menjebloskan temannya ke penjara.

Kurang lebih setahun kemudian, Sang Raja pergi berburu ke daerah yang berbahaya. Ia ditangkap oleh sekelompok orang kanibal, kemudian dibawa ke desa mereka.
Mereka mengikat tangan Raja itu dan menumpuk kayu bakar, dan bersiap untuk membakarnya… Ketika mereka mendekat untuk menyalakan kayu tersebut, mereka melihat bahwa Sang Raja tidak mempunyai jempol.
Sobat… Karena percaya pada tahayul, mereka tidak pernah makan orang yang tidak utuh. Jadi mereka membebaskan raja itu.

Dalam perjalanan pulang, raja tersebut ingat akan kejadian yang menyebabkan dia kehilangan jempolnya dan merasa menyesal atas perlakuannya terhadap teman baiknya yang telah dijebloskannya ke dalam penjara karena mengatakan “Ini Bagus…!!!”.
Raja langsung pergi ke penjara untuk berbicara dengan temannya. “Kamu benar, baguslah bahwa aku kehilangan jempolku.”
Dan kemudian Sang Raja menceritakan kejadian yang baru dialaminya kepada temannya itu... “Saya menyesal telah menjebloskan kamu ke penjara begitu lama. Saya telah berlaku jahat kepadamu.”

Sobat tetapi teman raja itu mengatakan “Tidak…,Ini bagus!”.
Raja heran terhadap temannya yang tetap mengatakan… “Ini bagus…!!!“ walaupun dia ada di dalam penjara…
Kemudian Raja bertanya kepada temannya itu… Apa maksudmu, ‘Ini bagus!’? Bagaimana bisa bagus, aku telah mengirim kamu ke penjara selama satu tahun.” Temannya itu menjawab, “Kalau kamu tidak memenjarakan aku, aku tadi pasti bersamamu.”

Sobat… Kehilangan jempol ataupun kebebasan karena di penjara bukanlah hal yang menyenangkan. Namun karena 2 peristiwa itulah, Sang Raja dan temannya tidak menemui ajalnya dalam peristiwa tahun berikutnya.

Demikian pula dalam hidup kita, ada peristiwa yang menyebabkan kita kehilangan materi, mata pencaharian bahkan orang yang kita kasihi. Tentu saja itu membuat kita sedih, kesal, marah, bahkan menggugat TUHAN karenanya.
Bahkan beberapa di antara kita mengalami pergumulan batin yang panjang karena penolakan kita atas kejadian yang tidak menyenangkan ini. Ada yang menolak begitu keras, sehingga menjauh dari TUHAN.

Sobat… Namun jika kita dapat mengikuti sikap teman raja itu, yang secara positif menerima setiap peristiwa baik maupun buruk dalam hidup kita, niscaya suatu hari nanti kita akan menyadari adanya berkat-berkat yang tersamar dalam setiap peristiwa yang kita alami.

Sobat… Seorang yang bernama Anthony de Mello pernah mengatakan,
marilah belajar untuk berkata “YA” terhadap setiap peristiwa dalam hidup kita.
“YA” berarti menerima tanpa syarat segala sesuatu yang direncanakan TUHAN dalam hidup ini. Pada saatnya nanti, kita akan dapat “melihat” berkat-berkat yang tersamar dalam berbagai peristiwa di kehidupan kita; karena TUHAN bekerja dengan cara-NYA yang misterius, yang tidak terselami oleh keterbatasan akal kita.

Tuhan memberkati…
Daniel Saputra

Tidak ada komentar:

Posting Komentar